Minggu, 27 Maret 2016

LINGKUNGAN EKONOMI MEMPENGARUHI BISNIS



Keberhasilan suatu perusahaan sebagian tergantung lingkungannya. Perusahaan akan dipengaruhi oleh tiga lingkungan bisnisnya yaitu :
1.       Lingkungan Ekonomi (Kondisi Ekonomi Makro)
2.       Lingkungan Industri (Kondisi Ekonomi Mikro)
3.       Lingkungan Global (Kondisi Ekonomi Internasional)
A.FAKTOR EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BISNIS
Kondisi ekonomi makro memberikan refleksi keseluruhan ekonomi dan dapat mempengaruhi kinerja dan nilai bisnis. Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga faktor ekonomi yaitu :
1.Pertumbuhan Ekonomi
2. Inflasi
3.Suku Bunga.
1.Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diinterpretasikan sebagai persentase dari perubahan Produk Domestik Bruto dari suatu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong penerimaan perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan permintaan barang dan jasa yang lambat, yang dapat mengurangi pemasukan perusahaan.
1.1.  Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran  Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total dari barang dan jasa final yang diproduksi dalam negri, sedangkan Agregat Pengeluaran merupakan jumlah total pengeluaran dalam ekonomi.
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Empat tipe pengangguran yaitu :
a. Pengangguran Friksi, orang yang menganggur karena menunggu dari pekerjaan yang sau ke pekerjaan yang  lain.
b. Pengangguran Siklis, orang yang menganggur karena kondisi ekonomi sedang buruk.
c. Pengangguran struktural, orang yang menganggur karena tidak mempunyai keterampilan yang cakap
d. Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak diperlukan dalam beberapa waktu .
Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun
Banyak indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti indek produkindustri, permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan individu.
1.2. Sentitivitas Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa perusahaan lebih sensitif daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena permintaan produk perusahaan  juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut. Misalkan permintaan produk pangan tidak begitu sensitif terhadap kondisi ekonomi, karena orang masih membeli walaupun ekonominya lemah, lain halnya dengan permintaan barang kebutuhan skunder dan tersier.
2. Inflasi
Yang dimaksud inflasi adalah peningkatan tingkat hara umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat mempengarui biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat dipengaruhi tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya produksi perusahaan, penerimaan perusahaan mungkin juga akan tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih tingi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi pula.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk meminta upah lebih tinggi dan perusahaan akan  menaikkan harga produknya untuk menutup biaya pengeluaran yang tinggi.
3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mewakili biaya meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena mereka menentukan jumlah pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam uang.
Perubahan dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bangk komersial atau oleh kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang dipandang layak dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak layak dalam periode suku bunga tinggi
Dampak tingkat suku bunga pada nilai perusahaan, bila tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan menggunakan dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan untuk produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan mengalami peningkatan.
B.      BAGAIMANA HARGA PASAR DITENTUKAN
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan harga yang ditentukan untuk produk dan harga-harga yang harus mereka bayar untuk barang pasokan dan bahan baku (yang mempengaruhi biaya operasional). Harga produk dan pasokan tergantung kepada kondisi permintaan dan penawaran.
Dari interaksi permintaan dan penawaran akan terjadi tiga kondisi yaitu surplus, minus dan ekuilibirium. Surplus adalah situasi dimana kuantitas penawaran oleh perusahaan melebihi kuantitas yang diminta oleh pelanggan. Minus adalah situasi dimana kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaa lebih sedikit daripada kuantitas permintaan oleh pelanggan. Harga ekuilibirium adalah harga dimana kuantitas produk yang ditawarkan perusahaan sama dengan kuantitas produk yan diminta pelanggan.
C. FAKTOR YANG MEMPENARUHI HARGA PASAR
     Penyebab perubahan harga pasar adalah :
    a) Pendapatan Konsumen, pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh  individu. Suatu pertumbuhan ekonomi tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen.
    b) Preferensi Konsumen, sejak preferensi konsumen (atau selera ) suatu produk berubah, kuantitas permintaan oleh konsumen juga berubah.
    c) Biaya Produksi, faktor lain yang mempengarui harga ekulibirium adalah perubahan dalam biaya produksi.
D. PENGARUH PEMERINTAH PADA KONDISI EKONOMI
     Pemerintah mempengaruhi perekonomian melaui :
     a) Kebijakan Fiskal, keputusan bagaimana pemerintah harus menentukan tingkat pajak dan belanja uangnya.
     b) Kebijkan Moneter, kebijakan pada tingkat persediaan uang suatu negara melalui tingkat suku bunga.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : [3]
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. [4]
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

Daftar Pustaka
Hady Hamdy,Dr, Manajemen Bisnis Internasional,Ghalia Indonesia,Ciawi,Bogor,2004
Pawenang Supawi,SE,MM,Dr,Modul Lingkungan Ekonomi dan Bisnis
http://smpterpadumaarifnurulhuda.blogspot.co.id/p/faktor-lingkungan-ekonomi-yang.html

1 komentar: