Keberhasilan suatu perusahaan sebagian
tergantung lingkungannya. Perusahaan akan dipengaruhi oleh tiga lingkungan
bisnisnya yaitu :
1.
Lingkungan Ekonomi (Kondisi Ekonomi Makro)
2.
Lingkungan Industri (Kondisi Ekonomi Mikro)
3.
Lingkungan Global (Kondisi Ekonomi Internasional)
A.FAKTOR EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI KINERJA
BISNIS
Kondisi ekonomi makro memberikan
refleksi keseluruhan ekonomi dan dapat mempengaruhi kinerja dan nilai bisnis.
Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga faktor ekonomi yaitu :
1.Pertumbuhan Ekonomi
2. Inflasi
3.Suku Bunga.
1.Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
diinterpretasikan sebagai persentase dari perubahan Produk Domestik Bruto dari
suatu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong penerimaan
perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan permintaan barang dan
jasa yang lambat, yang dapat mengurangi pemasukan perusahaan.
1.1. Indikator
Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat dua ukuran umum untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa
dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total dari barang dan
jasa final yang diproduksi dalam negri, sedangkan Agregat Pengeluaran merupakan
jumlah total pengeluaran dalam ekonomi.
Indikator alternatif dari
pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Empat tipe pengangguran yaitu
:
a. Pengangguran Friksi, orang yang menganggur karena menunggu dari
pekerjaan yang sau ke pekerjaan yang
lain.
b. Pengangguran Siklis, orang yang menganggur karena
kondisi ekonomi sedang buruk.
c. Pengangguran struktural, orang yang menganggur
karena tidak mempunyai keterampilan yang cakap
d. Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak
diperlukan dalam beberapa waktu .
Dari keempat jenis pengangguran,
tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi
ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan mempekerjakan orang
lebih banyak hingga pengangguran menurun
Banyak indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti
indek produkindustri, permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan individu.
1.2. Sentitivitas Perusahaan akan
Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa perusahaan lebih sensitif
daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena permintaan produk
perusahaan juga lebih sensitif terhadap
kondisi tersebut. Misalkan permintaan produk pangan tidak begitu sensitif
terhadap kondisi ekonomi, karena orang masih membeli walaupun ekonominya lemah,
lain halnya dengan permintaan barang kebutuhan skunder dan tersier.
2. Inflasi
Yang dimaksud inflasi adalah
peningkatan tingkat hara umum dari barang dan jasa dalam periode waktu
tertentu. Inflasi dapat mempengarui biaya operasi perusahaan yang menghasilkan
produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat
dipengaruhi tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan
lebih tingginya biaya produksi perusahaan, penerimaan perusahaan mungkin juga
akan tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan
kepada harga yang lebih tingi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi pula.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat menekan upah
maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat berarti pengangguran lebih sedikit
jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk meminta upah lebih tinggi dan perusahaan
akan menaikkan harga produknya untuk
menutup biaya pengeluaran yang tinggi.
3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mewakili biaya
meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena
mereka menentukan jumlah pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam
uang.
Perubahan dalam tingkat suku bunga di pasar dapat
mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang
diminta oleh bangk komersial atau oleh kreditor lain untuk perusahaan adalah
berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan
beberapa proyek yang dipandang layak dalam periode suku bunga rendah, mungkin
akan tidak layak dalam periode suku bunga tinggi
Dampak tingkat suku bunga pada nilai
perusahaan, bila tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk
dengan menggunakan dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan
untuk produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan
mengalami peningkatan.
B. BAGAIMANA
HARGA PASAR DITENTUKAN
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh
perubahan harga yang ditentukan untuk produk dan harga-harga yang harus mereka
bayar untuk barang pasokan dan bahan baku (yang mempengaruhi biaya
operasional). Harga produk dan pasokan tergantung kepada kondisi permintaan dan
penawaran.
Dari interaksi permintaan dan penawaran akan terjadi tiga kondisi yaitu
surplus, minus dan ekuilibirium. Surplus adalah situasi dimana kuantitas
penawaran oleh perusahaan melebihi kuantitas yang diminta oleh pelanggan. Minus
adalah situasi dimana kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaa lebih sedikit
daripada kuantitas permintaan oleh pelanggan. Harga ekuilibirium adalah harga
dimana kuantitas produk yang ditawarkan perusahaan sama dengan kuantitas produk
yan diminta pelanggan.
C. FAKTOR YANG MEMPENARUHI HARGA PASAR
Penyebab
perubahan harga pasar adalah :
a) Pendapatan Konsumen,
pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli
oleh individu. Suatu pertumbuhan ekonomi
tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen.
b) Preferensi Konsumen, sejak
preferensi konsumen (atau selera ) suatu produk berubah, kuantitas permintaan
oleh konsumen juga berubah.
c) Biaya Produksi, faktor lain
yang mempengarui harga ekulibirium adalah perubahan dalam biaya produksi.
D. PENGARUH PEMERINTAH PADA KONDISI EKONOMI
Pemerintah
mempengaruhi perekonomian melaui :
a)
Kebijakan Fiskal, keputusan bagaimana pemerintah harus menentukan tingkat pajak
dan belanja uangnya.
b) Kebijkan
Moneter, kebijakan pada tingkat persediaan uang suatu negara melalui tingkat
suku bunga.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat
pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan
pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang
beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan
uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti
menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral
atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat
diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan
instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : [3]
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang
yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli
surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang
beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat
bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang
yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU
No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. [4]
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah
antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang
tercermin pada inflasi.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki
kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran
moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga
sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional,
pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen,
antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta
asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan
cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
Daftar Pustaka
Hady Hamdy,Dr, Manajemen Bisnis Internasional,Ghalia
Indonesia,Ciawi,Bogor,2004
Pawenang Supawi,SE,MM,Dr,Modul Lingkungan Ekonomi
dan Bisnis
http://smpterpadumaarifnurulhuda.blogspot.co.id/p/faktor-lingkungan-ekonomi-yang.html
Fotone kok nggak dipasang?
BalasHapus